tag:blogger.com,1999:blog-31159176101006204002024-02-20T08:59:28.357-08:00Kebudayaan Adat BatakAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/11637134359479457669noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-3115917610100620400.post-72907661845165762302012-07-11T22:23:00.001-07:002012-07-23T21:43:36.456-07:00<br />
<h2>
Kebudayaan Adat Batak</h2>
<h2>
<span style="font-family: "Monotype Corsiva";"><a href="http://rajaisombaon.com/index.php/sosial-budaya/2-9-nilai-budaya-adat-batak">9
Nilai Budaya Adat Batak</a>:</span></h2>
<h2 style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-weight: normal;">Saya mencoba untuk
mendeskripsikan (secara Antropologis) mengenai 9 Nilai Budaya Yang Utama pada
Masyarakat Batak Toba. Memang masih banyak Nilai Budaya Batak Toba yang lain,
yang mana mungkin menjadi bahasan teman-teman yang lain ?<br />
<br />
</span><b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-weight: normal;">1.
KEKERABATAN</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-weight: normal;"><br />
Yang mencakup hubungan premordial sukun , kasih sayang atas dasar hubungan
darah dan, kerukunan unsur-unsur Dalihan Na Tolu( Hula-hula, Dongan Tubu,
Boru), Pisang Raut (Anak Boru dari Anak Boru), nHatobangon (Cendikiawan) dan
segala yang berkaitan hubungan kekerabatan karena pernikahan, solidaritas marga
dan lain lain.<br />
<br />
</span><b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-weight: normal;">2.
RELIGI</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-weight: normal;"><br />
Mencakup kehidupan keagamaan, baik agama tradisional maupun agama yang datang
kemudian yang mengatur hubungannya dengan Maha Pencipta serta hubungannya
dengan manusia dan lingkungan hidupnya.<br />
<br />
</span><b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-weight: normal;">3.
HAGABEON</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-weight: normal;"><br />
Banyak keturunan dan panjang umur. Satu ungkapan tradisional Batak yang
terkenal yang sering disampaikan pada saat upacara pernikahan adalah ungkapan
yang mengharapkan agar kelak pengantin baru dikaruniakan putra 17 dan
putri 16.</span></h2>
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;">Sumber daya
manusia bagi orang Batak sangat penting. Kekuatan yang tangguh hanya dapat
dibangun dalam jumlah manusia yang banyak.<br />
Ini erat hubungannya dengan sejarah suku bangsa Batak yang ditakdirkan memiliki
budaya bersaing yang sangat tinggi. Konsep Hagabeon berakar, dari budaya
bersaing pada jaman purba , bahkan tercatat dalam sejarah perkembangan,
terwujud dalam perang huta.</span><br />
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;">Dalam perang
tradisional ini kekuatan tertumpu pada jumlah personil yang besar.<br />
Mengenai umur panjang dalam konsep hagabeon disebut SAUR MATUA BULUNG ( seperti
daun, yang gugur setelah tua). Dapat dibayangkan betapa besar pertambahan
jumlah tenaga manusia yang diharapkan oleh orang Batak, karena selain setiap
keluarga diharapkan melahirkan putra-putri sebanyak 33 orang, juga semuanya
diharapkan berusia lanjut.</span><br />
<b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt; font-weight: normal;">4. HASANGAPON</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"></span><br />
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;">Kemuliaan,
kewibawaan, kharisma, suatu nilai utama yang memberi dorongan kuat untuk meraih
kejayaan. Nilai ini memberi dorongan kuat, lebih-lebih pada orang Toba, pada
jaman modern ini untuk meraih jabatan dan pangkat yang memberikan
kemuliaan,kewibawaan, kharisma dan kekuasaan.</span><br />
<b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt; font-weight: normal;">5. HAMORAON</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><br />
Kaya raya, salah satu nilai budaya yang mendasari dan mendorong orang Batak,
khususnya orang Toba, untuk mencari harta benda yang banyak.</span><br />
<b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt; font-weight: normal;">6. HAMAJUON</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><br />
Kemajuan, yang diraih melalui merantau dan menuntut ilmu. Nilai budaya hamajuon
ini sangat kuat mendorong orang Batak bermigrasi keseluruh pelosok tanah
air. Pada abad yang lalu , Sumatra Timur dipandang sebagai daerah rantau.
Tetapi sejalan dengan dinamika orang Batak, tujuan migrasinya telah semakin
meluas ke seluruh pelosok tanah air untuk memelihara atau meningkatkan daya
saingnya.</span><br />
<b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt; font-weight: normal;">7. HUKUM</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><br />
Patik dohot uhum , aturan dan hukum . Nilai patik dohot dan uhum
merupakan nilai yang kuat di sosialisasikan oleh orang Batak. Budaya
menegakkan kebenaran, berkecimpung dalam dunia hukum merupakan dunia orang
Batak.</span><br />
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;">Nilai ini
mungkin lahir dari tingginya frekuensi pelanggaran hak asasi dalam perjalanan
hidup orang Batak sejak jaman purba. Sehingga mereka mahir dalam berbicara dan
berjuang memperjuangkan hak-hak asasi. Ini tampil dalam permukaan kehidupan
hukum di Indonesia
yang mencatat nama orang Batak dalam daftar pendekar pendekar Hukum , baik
sebagai Jaksa , Pembela maupun Hakim.</span><br />
<b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt; font-weight: normal;">8. PENGAYOMAN</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><br />
Dalam kehidupan sosio-kultural orang Batak kurang kuat dibandingkan dengan
nilai-nilai yang disebutkan terdahulu. ini mungkin disebabkan kemandirian
yang berkadar tinggi. Kehadiran pengayom, pelindung, pemberi
kesejahteraan, hanya diperlukan dalam keadaan yang sangat mendesak.</span><br />
<b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt; font-weight: normal;">9. KONFLIK</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><br />
Dalam kehidupan orang Batak Toba kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang
ada pada Angkola-Mandailing. Ini dapat dipahami dari perbedaan mentalitas
kedua sub suku Batak ini. Sumber konflik terutama ialah kehidupan
kekerabatan dalam kehidupan Angkola-Mandailing. Sedang pada orang Toba
lebih luas lagi karena menyangkut perjuangan meraih hasil nilai budaya
lainnya. Antara lain Hamoraon yang mau tidak mau merupakan sumber konflik
yang abadi bagi orang Toba.<br />
<br />
( dikutip tanpa merubah dari skripsi penulis : POLA DAN FUNGSI KEKERABATAN
MASYARAKAT BATAK TOBA, Sebuah Studi Deskripsi Pada Perkumpulan Marga
Napitupulu, Boru dan Bere di Kotamadya Surabaya. - ANTROPOLOGI - Universitas
Airlangga, Surabaya.
1992)</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><img border="0" height="350" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Comp-4/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.jpg" width="500" /></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;">Pesta
Pernikahan Adat Batak Toba</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><img border="0" height="370" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Comp-4/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.jpg" width="507" /></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><img border="0" height="360" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Comp-4/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image003.jpg" width="497" /></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<h1>
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"> </span></h1>
<h1>
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><a href="http://de-kill.blogspot.com/2009/04/budaya-suku-batak.html">Budaya Suku
Batak</a> </span></h1>
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><img border="0" height="32" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Comp-4/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image004.gif" width="32" /></span><br />
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;">SEJARAH</span></b><span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><br />
Kerajaan <a href="http://de-kill.blogspot.com/2009/04/budaya-suku-batak.html">Batak</a>
didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’
Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan
adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan
kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama. Sultan Maharaja Bongsu pada
tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan
politiknya.<br />
<br />
<b>DESKRIPSI LOKASI</b><br />
<a href="http://de-kill.blogspot.com/">Suku</a> bangsa Batak dari Pulau Sumatra
Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat
Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli
Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara
dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang
Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa
Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo,
Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.<br style="mso-special-character: line-break;" />
<br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><img border="0" height="379" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Comp-4/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image006.jpg" width="497" /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><img border="0" height="345" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Comp-4/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image008.jpg" width="497" /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"><br />
<span class="fullpost"><b>UNSUR BUDAYA</b></span><br />
<br />
<span class="fullpost">A. Bahasa</span><br />
<span class="fullpost">Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak
menggunakan beberapa logat, ialah: (1)Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo;
(2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang dipakai
oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan
Mandailing.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">B. Pengetahuan</span><br />
<span class="fullpost">Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam
hal bercocok tanam. Dalam bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan
dalam bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan. Sekelompok orang tetangga atau
kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara
bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat
sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">C. Teknologi</span><br />
<span class="fullpost">Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan
alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya.
Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol
dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga
memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah
dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis
pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain ulos yang merupakan kain
tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">D. Organisasi Sosial</span><br />
<span class="fullpost">a. Perkawinan</span><br />
<span class="fullpost">Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah
dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus
mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah
adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah
satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi
perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama
Kristen.</span><br />
<span class="fullpost">Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah
menikah.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">b. Kekerabatan</span><br />
<span class="fullpost">Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah
pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta
didiami oleh keluarga dari satu marga.Ada pula kelompok kerabat yang disebut
marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga
tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen kecil
tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan.
Sebaliknya klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar sehingga tidak
saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang
selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang Batak
didasarkan pada empat prinsip yaitu : (a) perbedaan tigkat umur, (b) perbedaan
pangkat dan jabatan, (c) perbedaan sifat keaslian dan (d) status kawin.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">E. Mata Pencaharian</span><br />
<span class="fullpost">Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah
dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga
mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun
tanah yang dimiliki perseorangan .</span><br />
<span class="fullpost">Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak
antara lain perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek.
Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba.</span><br />
<span class="fullpost">Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman
rotan, ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">F. Religi</span><br />
<span class="fullpost">Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebaranya
meliputi batak selatan . Agama kristen masuk sekitar tahun 1863 dan
penyebaranya meliputi batak utara. Walaupun d emikian banyak sekali masyarakat
batak didaerah pedesaan yang masih mmpertahankan konsep asli religi pendduk
batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya
diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon dan bertempat tinggal diatas langit
dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugasnya dan kedudukanya . Debeta Mula
Jadi Na Balon : bertempat tinggal dilangit dan merupakan maha pencipta; Siloan
Na Balom: berkedudukan sebagai penguasa dunia mahluk halus. Dalam hubungannya
dengan roh dan jiwa orang batak mengenal tiga konsep yaitu : Tondi: jiwa atau
roh; Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang; Begu : Tondinya
orang yang sudah mati. Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti dari jimat
yang disebut Tongkal.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">G. Kesenian</span><br />
<span class="fullpost">Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari
serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong;
Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini
selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara
kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara
menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek
moyang .</span><br />
<br />
<span class="fullpost"><b>NILAI BUDAYA</b></span><br />
<br />
<span class="fullpost">1. Kekerabatan</span><br />
<span class="fullpost">Nilai kekerabatan masyarakat Batak utamanya terwujud dalam
pelaksanaan adat Dalian Na Talu, dimana seseorang harus mencari jodoh diluar
kelompoknya, orang-orang dalam satu kelompok saling menyebut Sabutuha
(bersaudara), untuk kelompok yang menerima gadis untuk diperistri disebut
Hula-hula. Kelompok yang memberikan gadis disebut Boru.</span><br />
<span class="fullpost">2. Hagabeon</span><br />
<span class="fullpost">Nilai budaya yang bermakna harapan panjang umur, beranak,
bercucu banyak, dan yang baik-baik.</span><br />
<span class="fullpost">3. Hamoraan</span><br />
<span class="fullpost">Nilai kehormatan suku Batak yang terletak pada
keseimbangan aspek spiritual dan meterial.</span><br />
<span class="fullpost">4. Uhum dan ugari</span><br />
<span class="fullpost">Nilai uhum orang Batak tercermin pada kesungguhan dalam
menegakkan keadilan sedangkan ugari terlihat dalam kesetiaan akan sebuah janji.</span><br />
<span class="fullpost">5. Pengayoman</span><br />
<span class="fullpost">Pengayoman wajib diberikan terhadap lingkungan masyarakat,
tugas tersebut di emban oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu.</span><br />
<span class="fullpost">6. Marsisarian</span><br />
<span class="fullpost">Suatu nilai yang berarti saling mengerti, menghargai, dan
saling membantu.</span><br />
<br />
<span class="fullpost"><b>ASPEK PEMBANGUNAN</b></span><br />
<span class="fullpost">Aspek pembangunan dari suku Batak yaitu masuknya sistem
sekolah dan timbulnya kesempatan untuk memperoleh prestise social. Terjadinya
jaringan hubungan kekerabatan yang berdasarkan adat dapat berjalan dengan baik.
Adat itu sendiri bagi orang Batak adalah suci. Melupakan adat dianggap sangat
berbahaya.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Pengakuan hubungan darah dan perkawinan memperkuat tali
hubungan dalam kehidupan sehari-hari. Saling tolong menolong antara kerabat
dalam dunia dagang dan dalam lapangan ditengah kehidupan kota modern umum terlihat dikalangan orang
Batak. Keketatan jaringan kekerabatan yang mengelilingi mereka itulah yang
memberi mereka keuletan yang luar biasa dalam menjawab berbagai tantangan dalam
abad ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<img border="0" height="349" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Comp-4/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image010.jpg" width="521" /><br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<img align="left" height="334" hspace="12" src="file:///C:/DOCUME%7E1/Comp-4/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image012.jpg" width="521" /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11637134359479457669noreply@blogger.com0